Mulut itu... Ibarat teko.
Mulut itu... Ibarat teko. Pernah dengar ungkapan ini? Sejatinya.. mulut kita itu ibarat moncong teko, sedangkan isinya seperti hati kita. Dia akan mengeluarkan sesuatu yang sama dengan apa yang ada didalamnya. Jika isinya susu maka yang akan keluar susu, jika isinya kopi maka yang akan keluar kopi, jika isinya teh maka yang akan keluar pasti air teh. Begitu seterusnya...
Dari sebuah teko ini kita bisa mengambil banyak hikmah. Jadi bisa dipastikan apa yang kita ucapkan dan perkataan yang kita keluarkan merupakan cerminan dari hati kita. Disadari ataupun tidak itulah realitanya. Kita bisa menilai bagaimana kepribadiaan seseorang dari perkataan dan ucapannya. Semakin bersih hati seseorang maka yang akan keluar dari mulutnya adalah sesuatu yang bermanfaat, penuh kelembutan dan ketenangan. Begitu pula sebaliknya, semakin kotor hati seseorang maka yang akan keluar dari mulutnya adalah perkataan sia-sia, caci maki yang dapat berpotensi membuat orang lain sakit hati.
Tapi teramat disayangkan, masih banyak dari kita yang menggunakan lisannya untuk sesuatu yang sia-sia. Menghina, menyindir, mengumpat atau bahkan menghardik orang lain, sehingga tanpa disadari banyak hati yang tersakiti. Astaghfirullah Al-Adzhim... Ampunilah semua dosa dan kesalahan kami ya Rabb.. Ampunilah jika lisan ini pernah menyakiti orang lain, Bimbinglah kami selalu agar kami dapat menjaga lisan ini dengan lebih baik lagi... Aamiin..
yap benar sekali Bu Rosa.. Bahaya lisan memang menjadi salah satu yang jadi perhatian di ajaran islam yang mengepankan akhlakul karimah. Salam takzim! :)
BalasHapusTerima kasih Pak Taufik sudah mampir di blog ini.. :)
BalasHapus