Untuk Kehidupan Yang Lebih Bermakna...

Kesuksesan yang sesungguhnya bukanlah dari banyaknya materi yang kita miliki,
tetapi seberapa besar kebermanfaatan dirimu untuk orang lain.
Dan itulah kebahagiaan yang sesungguhnya....

Dalam beberapa bulan terakhir.. Saya mengalami kejenuhan yang luar biasa dalam hidup ini. Jenuh dan bosan dengan rutinitas yang ada, dan saya seperti robot yang digerakkan oleh remote control. Hingga di satu titik, saya merasa  hidup ini sudah tidak sehat dan normal lagi. Saya sadar menjalani 4 peran sekaligus (sebagai seorang istri, ibu, wanita karier dan mahasiswa) memang tidaklah mudah. Saya dituntut untuk survive menjalani semua peran itu dengan totalitas dan penuh tanggung jawab. Walaupun pada kenyataannya selalu ada yang dikorbankan.

Setiap malam menjelang tidur, saya selalu menyempatkan waktu untuk memandangi wajah polos si kecil. Walaupun kini Nabil bukan anak kecil lagi, dia mulai beranjak dan tumbuh menjadi anak lelaki yang begitu gagah. Tak terasa bulir air mata mulai jatuh perlahan di pelupuk mata. Betapa waktu begitu cepat berlalu, sedang saya masih terlalu asyik dan sibuk dengan diri sendiri. Maafkan mama nak... karena mama belum mampu menjadi seorang ibu seutuhnya...

Pikiran ini menerawang jauh.. Teringat dengan impian lama yang terus saya rawat dan pupuk hingga hari ini. Karena harapan adalah impian yang terjaga.. Menjadi seorang pendidik dan penulis memang impian saya sejak lama. Hingga suatu hari, impian itu hadir didepan mata. Menyentuhku dengan lembut.. Ada ragu dan bimbang.. Apakah sekarang telah tiba saatnya? Apakah saya mampu karena ini merupakan dunia baru untuk saya? Tapi haruskah saya menghindar padahal ini merupakan impian terbesar saya? Pertanyaan demi pertanyaan terus berkecamuk di kepala. Dan Alhamdulillaah... hati jua lah yang pada akhirnya membimbing dan menunjukkan kemana arah dan tujuannya.

Adalah seorang Ayah Edy, melalui tulisan disalah satu bukunya, bahwa resep sukses orang sukses adalah Happiness, Totality, Expertise and Money. Jika kita bahagia bekerja sesuai bidang yang kita minati, maka kita akan total mengikuti proses dan menjalaninya, karena kita total maka kita akan menjadi ahli dibidangnya, dan dengan sendirinya uang akan mengikutinya. Di usia yang ke 33 tahun Ayah Edy melakukan hal besar dalam hidupnya, tersesat begitu lama bukan pada bidang yang menjadi passion nya. Beliau pun berani meninggalkan pekerjaan yang telah membesarkannya di sebuah perusahaan asing. Dan memutuskan untuk mengabdikan dirinya untuk dunia pendidikan. Dunia dimana beliau merasa menemukan passion nya. Walaupun beliau harus memulainya dari nol lagi. Mungkin sebagian orang menganggapnya gila (terlalu berani mengambil keputusan). Tetapi begitulah.. terkadang dalam hidup kita memang harus berani mengambil keputusan yang besar. 

Saya hanya ingin mengembalikan kodrat saya sebagai seorang perempuan. Mempunyai banyak waktu untuk anak dan suami di rumah. Tetapi juga tetap bisa mengaktualisasikan diri dan mengabdikan diri pada dunia pendidikan. Bukankah sejatinya kita diutus ke dunia hanya untuk mengabdi kepada Nya? Dan pengabdian kepada ilmu pengetahuan merupakan salah satu wujudnya.. Dan ilmu yang bermanfaat merupakan satu dari 3 amalan yang tidak akan terputus pahalanya walaupun kita sudah tiada, disamping anak yang soleh dan amal jariyah. 
Semoga.. niat baik saya di atas yang nantinya akan membuka jalan menuju surga-Nya.. Aamiin...

Terima kasih yang tak terhingga untuk Suamiku tercinta yang selalu mendukung apapun keputusan yang membuat istrinya bahagia, Terima kasih untuk Abah Imam yang selalu membimbing setiap langkah ini, dan Terima kasih untuk Bapak Sefudin yang telah memberikan kesempatan ini untuk saya.. Semoga semua kebaikan kalian dicatat pahala disisi-Nya.. Aamiin..

Ya Rabb.. Jadikanlah hati ini hati yang selalu istiqomah hingga saat itu tiba..

Komentar

Postingan Populer