Daun Yang Jatuh Tidak Pernah Membenci Angin..
Daun yang jatuh tidak pernah membenci angin, dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan, mengikhlaskan semuanya.
Bahwa hidup harus menerima, penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus mengerti, pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami, pemahaman yang tulus.
Tak perduli lewat apa penerimaan, pengertian, pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan. Biarkan dia jatuh sebagaimana mestinya. Biarkan angin merengkuhnya, membawa pergi entah kemana.
Buku ini di tulis oleh salah seorang penulis favourit saya Tere Liye. Sama seperti novel sebelumnya, dalam menulis Bang Tere Liye sangat mahir sekali, idenya segar dan selalu ada sesuatu yang spesial ditulisannya, sesuatu yang diluar nalar dan dugaan para pembacanya. Maka tak heran jika saya sangat menyukai karya-karya beliau, tak terkecuali novel yang sedang kita bahas ini.
Dari novel ini saya banyak belajar tentang hakikat dan perjuangan hidup dua orang adik kakak yaitu Tania dan Dede yang harus rela menjadi pengamen hanya untuk bisa bertahan hidup. Kehidupan keluarganya yang sangat jauh dari kata cukup memaksa mereka kehilangan waktu bermain, masa kanak-kanaknya dan juga kesempatan untuk bersekolah, hingga datanglah sang "malaikat" dalam keluarga mereka yang bernama Om Danar, yang secara perlahan membuat kehidupan keluarga mereka berubah sedikit demi sedikit. Hingga mereka tumbuh besar menjadi anak-anak yang cerdas dan dapat dibanggakan.
Novel ini kaya akan pesan dan semangat juang yang luar biasa, nuansa ketulusan, pengorbanan, dan kasih sayang yang sangat kental. Karakter cerita dan pelaku dalam novel ini sangat kuat, sehingga pembaca ikut tenggelam dalam jalannya cerita. Tak heran jika saya hanya membutuhkan waktu 3 hari untuk merampungkan bacaan ini. Amazing....
Saya jadi pengin punya malaikat penolong seperti Kak Danar... Heheheeee.... :)
Komentar
Posting Komentar