Pentingnya Pendidikan Bagi Manusia.
A.
Hakikat
Manusia.
Manusia
adalah makhluk monodualis yang berkembang dan perlu dididik. Istilah monodualis ini menggambarkan bahwa
manusia terdiri dari dua unsur yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Keduanya
tidak dapat dipisahkan. Kedua unsur itulah (jiwa dan raga) yang dikatakan
sebagai monodualis.
William Stern memberikan istilah
terhadap kesatuan jiwa dan raga yang tidak dapat dipisahkan tetapi dapat
dibedakan itu sebagai suatu “Unitas
Multipleks”, yang selanjutnya diterangkan sebagai berikut :
1. Pengertian
Unitas.
Istilah Unitas artinya manusia terdiri dari dua
unsur, yaitu jiwa dan raga. Kegiatan-kegiatan jiwa baru dapat diketahui kalau
diwujudkan dalam kegiatan raga. Sebaliknya kegiatan raga itu ada karena
didorong oleh jiwa.
2. Pengertian
Multipleks.
Istilah Multipleks berarti bahwa baik jiwa dan
raga terdiri dari banyak unsur.
2.1.Unsur
raga misalnya : tangan, kaki, alat indera, kepala, alat-alat pencernaan,
jantung, hati, darah, lendir dan sebagainya.
2.2.Unsur
jiwa itu disebut gejala-gejala jiwa. Ke empat gejala jiwa itu adalah :
2.2.1
Gejala Cipta.
Yang termasuk gejala
ini misalnya : pengamatan, tanggapan, ingatan, khayalan, pikiran, dan
lain-lain.
2.2.2
Gejala Rasa.
Gejala ini dibedakan
menjadi :
2.2.2.1 Kejasmanian
: sakit, lapar, haus, enak, tidak enak, ngantuk, kenyang dan lain-lain.
2.2.2.2 Kerohanian
: perasaan sosial, perasaan harga diri, perasaan keagamaan, perasaan keindahan,
perasaan kesusilaan dan lain-lain.
2.2.3
Gejala Karsa.
Gejala ini dibedakan
menjadi :
2.2.3.1 Gejala
karsa yang rendah : insting, reflex, hasrat, hawa nafsu, automatisme dan lain-lain.
2.2.3.2 Gejala
karsa yang tinggi : cita-cita dan kemauan.
2.2.4 Gejala Campuran.
Yaitu campuran dari beberapa gejala
jiwa diatas. Misalnya kecerdasan, perhatian, sugesti, kelelahan dan lain-lain.
B.
Pengertian
Pendidikan.
1. Definisi
Pendidikan Yang Bersifat Deskriptif.
Deskriptif melukiskan
atau menerangkan bagaimana pendidikan itu terjadi (prosesnya) untuk mencapai
tujuannya.
Sebagai proses,
pendidikan dapat dilihat dari dua segi yaitu :
1.1 Segi
Individual, yaitu pendidikan berusaha menimbulkan terjadinya pertumbuhan dan
perkembangan dalam diri individu.
1.2 Segi
Sosial, yaitu pendidikan berusaha melestarikan dan meneruskan nilai-nilai
kebudayaan kepada generasi berikutnya dalam rangka stabilitas sosial.
2. Definisi
Pendidikan Yang Bersifat Normatif.
Normatif lebih banyak
mengungkapkan sistem nilai yang akan dicapai melalui pendidikan. Jadi dalam hal
ini pendidikan lebih mementingkan tujuannya dari pada prosesnya.
3. Definisi
Pendidikan Menurut Beberapa Pendapat.
3.1 John
Dewey.
Pendidikan adalah
proses pembentukan kecakapan-kecakapan yang fundamental secara intelektual dan
emosional kearah alam dan sesama manusia.
3.2 Prof.
M.J. Langeveld.
Mendidik adalah
mempengaruhi anak dalam usaha membimbingnya supaya menjadi dewasa.
3.3 Ki
Hajar Dewantara.
Pendidikan berarti daya
upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin, karakter),
pikiran (intelek) dan tubuh anak agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup,
yaitu kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik selaras dengan
dunianya.
3.4 Ketetapan
MPR No.IV/MPR/1973, (GBHN).
Pendidikan adalah usaha
sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan manusia didalam maupun
diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
C.
Pendidikan
Sebagai Ilmu.
1. Ilmu
Pengetahuan adalah suatu uraian yang lengkap dan tersusun secara sistematis
tentang suatu obyek.
1.1 Ciri-ciri
Ilmu Pengetahuan yaitu :
1.1.1 Mempunyai obyek atau lapangan tertentu
yang jelas dan dapat dipisahkan dari obyek ilmu pengetahuan yang lain.
1.1.2 Mempunyai metode tertentu yang dapat
digunakan untuk mempelajari atau mengetahui ilmu yang dimaksud.
1.1.3
Mempunyai sistematika yang runtut
sehingga mudah dipelajari atau dimengerti oleh siapapun.
1.1.4
Mempunyai sudut pandang tertentu
sehingga mudah dibedakan dengan ilmu pengetahuan yang lain.
1.2 Ilmu
pengetahuan dibagi menjadi 2 yaitu :
1.2.1
Ilmu Pengetahuan Murni, yaitu ilmu yang
mendahului pengalaman atau bebas dari pengalaman. Contoh : Ilmu pasti, Filsafat,
Logika.
1.2.2
Ilmu Pengetahuan Empiris, yaitu ilmu
yang terikat dengan obyek tertentu yang terdapat didalam pengalaman. Contoh : Sejarah,
Kesusasteraan.
2.
Ilmu Pendidikan adalah suatu ilmu yang
berdiri sendiri yang memenuhi sifat-sifat ilmiah dari ilmu pengetahuan.
2.1 Ciri-ciri
Ilmu Pendidikan yaitu :
2.1.1
Dilihat dari obyeknya, ilmu pendidikan
termasuk lapangan pergaulan khususnya antara orang dewasa dan anak-anak yang
ada dalam masa perkembangannya.
2.1.2
Dilihat dari metodenya, ilmu pendidikan
mempunyai banyak metode atau cara untuk mempelajari ilmu tersebut.
2.1.3
Dilihat dari sistematikanya, ilmu
pendidikan mempunyai sistematika yang begitu runtut sehingga mudah untuk
dipelajari.
2.1.4
Dilihat dari sudut pandangnya, ilmu
pendidikan mempunyai sudut pandang yang jelas, yaitu dari kacamata pendidikan.
D.
Batas-batas
Pendidikan dan Kemungkinan Pendidikan.
1.
Batas-batas Pendidikan.
1.1
Prof Langeveld, Anak mulai dididik kalau
sudah mengerti akan kewibawaan sekitar usia 3 tahun. Dan selesai dididik apabila
anak itu sudah dewasa umurnya, dapat berdiri sendiri dan bertanggung jawab.
1.2
Ki Hajar Dewantara, Pendidikan dimulai
dari lahir sampai mati. Walaupun orang sudah tua masih dapat dididik.
Pendidikan yang berlangsung seumur hidup inilah yang menjadi asas pendidikan
dinegara kita.
1.3
GBHN (Tap. MPR No. IV/MPR/1973),
Pendidikan dimulai sejak anak dilahirkan sampai meninggal dunia.
2.
Kemungkinan Pendidikan.
2.1
Kaum Naturalis, Pendidikan itu tidak
perlu, sebab perkembangan anak tergantung oleh bakat yang dibawa sejak lahir.
2.2
Kaum Romantici, Pada dasarnya pendidikan
hanya merusak perkembangan bakat anak, maka pendidikan itu tidak perlu.
2.3
Aliran Nativis, dipelopori oleh
Schopenhauwer dari Jerman. Pendidikan tidak mungkin merubah apapun karena sejak
lahir seorang bayi sudah membawa sifat pembawaan dari orang tuanya. Sifat
keturunan ini tidak mungkin dapat diubah.
2.4
Aliran Empiris, dipelopori oleh John
Locke dari Inggris. Bayi yang lahir tidak mempunyai sifat apapun, tidak
mempunyai sifat pembawaan (Teori Tabula Rasa). Baik dan buruknya anak adalah
pendidikan yang menentukan.
2.5
Aliran Convergensi, dipelopori oleh
William Stern dari Jerman. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu faktor pembawaan dan juga faktor lingkungan. Oleh karenanya
kedua-duanya penting dan perlu diperhatikan dalam usaha mendidik anak.
E.
Mengapa
Manusia Memerlukan Pendidikan.
1.
Aspek Pedagogis.
Manusia
dipandang sebagai makhluk yang disebut “Homo
Educandum” yaitu makhluk yang harus dididik. Menurut aspek ini pendidikan
diperlukan karena pendidikan itu berfungsi untuk memanusiawikan manusia yang
tanpa dengan pendidikan sama sekali manusia tidak dapat menjadi manusia yang
sebenarnya.
2.
Aspek Psikologis.
Manusia
dipandang sebagai makhluk yang disebut “Psycho-Physick
Netral” yaitu makhluk yang memiliki kemandirian (Selfstandingness) jasmaniah dan rohaniah. Menurut aspek ini
pendidikan diperlukan karena dengan adanya pendidikan maka pertumbuhan dan
perkembangan manusia mencapai titik maksimum kemampuannya.
3.
Aspek Sosiologis dan Kultural.
Manusia
dipandang sebagai “Homo Socius” yaitu
makhluk yang berwatak dan berkemampuan dasar atau yang memiliki insting untuk
hidup bermasyarakat. Menurut aspek ini pendidikan diperlukan untuk transformasi
(pemindahan dan penyaluran serta pengoperan) kebudayaan dari generasi tua ke
generasi muda. Tanpa melalui proses pendidikan maka hal tersebut tidak
terlaksana.
4.
Aspek Filosofis.
Manusia
dipandang sebagai makhluk “Homo Safiens”
yaitu makhluk yang mempunyai kemampuan untuk berilmu pengetahuan. Menurut aspek
ini pendidikan diperlukan karena melalui proses pendidikan atau proses belajar
dan mengajar, manusia pada akhirnya menjadi makhluk yang berilmu pengetahuan.
Notes : Tugas Mata Kuliah Landasan Pendidikan, Program Pascasarjana.
Diambil dari Bahan Kuliah Landasan Pendidikan.
Komentar
Posting Komentar