6 Langkah Cerdas Menanggapi Kritik
KOMPAS.com — Memang tak enak ketika kita dikritik, entah itu oleh atasan atau rekan kerja. Anda merasa hasil kerja Anda tidak dipandang, kemampuan Anda dipertanyakan, atau pribadi Anda diremehkan.
Namun, menurut Dr Hendrie Weisenger dalam bukunya, How to Deal with Criticism, kritik itu diperlukan karena memberi informasi kepada kita apa yang penting dalam hidup kita. Dalam relasi dengan pasangan, memberi dan menerima kritik dengan pendekatan yang positif adalah kunci untuk membantu Anda tumbuh bersama. Sementara dalam dunia kerja, organisasi akan berkembang atau gagal berdasarkan evaluasi tugas dan hasil kerja.
Menanggapi kritik memang sulit, tetapi belajar menanggapi kritik akan menjadi keterampilan paling penting yang Anda miliki. Jika Anda terbuka dengan segala feedback, Anda juga akan mengembangkan komunikasi dalam hubungan dengan pasangan atau rekan kerja. Untuk menghadapi kritik, ada enam langkah yang perlu Anda lakukan.
Jangan menganggapnya serangan pribadi
Setiap orang akan menghadapi kritik yang kadang-kadang bersifat subyektif. Oleh karena itu, bersikaplah tenang saat dikritik, tak perlu menganggapnya sebagai serangan pribadi. Riset perilaku menunjukkan, reaksi emosional terhadap kritik selalu dianggap negatif, entah kritik tersebut benar atau tidak. Menurut Dr Weisenger, hal ini terjadi karena kita adalah makhluk emosional yang dijerat oleh lingkungannya untuk berpikir negatif terhadap kritik. Kepercayaan diri selalu dianggap baik, dan kerja keras saja seharusnya membuat kita maju. Pemikiran ini membuat kita menolak untuk berubah.
Pikirkan secara positif
Jika Anda selalu memandang kritik sebagai sesuatu yang negatif, dan langsung tersinggung, kecewa, atau bertahan dengan argumentasi Anda, Anda akan menjadi orang yang kalah. Mulailah berpikir tentang kritik itu secara positif. Misalnya, kritik itu memang Anda butuhkan karena kritik sering kali memberikan ide-ide baru yang tidak terduga. Suatu pendekatan baru tentang sebuah masalah sangat diperlukan untuk menemukan jalan keluar, terutama dalam bisnis. Perusahaan yang mau mempertimbangkan opini karyawan akan bereaksi lebih cepat dan lebih fleksibel untuk berubah dan menjadi sukses.
Kritik juga mengurangi kecenderungan orang untuk selalu merasa benar. Pikiran yang positif juga membantu Anda mempraktikkan sikap tenang. Bila reaksi Anda emosional, hal itu hanya akan menguras energi.
Bongkar kritik tersebut
Caranya dengan mengambil empat langkah: dengarkan baik-baik, cari penjelasannya, temukan maksudnya, dan cari tahu kebenarannya. Saat mendengarkan, tak perlu membantah atau menyangkal. Memahami kritik tersebut membuat Anda menganalisis diri sendiri. Minta penjelasan dari pemberi kritik dengan melontarkan pertanyaan yang ditujukan untuk mengubah komentar yang terkesan mengeneralisasi menjadi spesifik, misalnya Anda dibilang tidak tegas. Tanyakan, perilaku mana yang membuatnya berpikir Anda tidak tegas. Mengapa ia menganggap Anda malas, misalnya, apakah hal itu sebuah serangan atau kritik membangun? Terakhir, temukan bagian mana dari kritik yang akan membantu Anda berkembang.
Pahami kritik tersebut
Anda perlu memahami mengapa Anda menerima kritik. Siapa yang memberikan kritik tersebut, apakah ia cukup qualified? Apakah mereka cukup berpendidikan dan berpengalaman untuk membuat argumentasi semacam itu? Jika ya, maka dengarkan kritik tersebut dengan serius. Bila tidak, tetap pertimbangkan dengan berfokus pada hal yang spesifik. Meskipun tidak memenuhi syarat, orang masih bisa membuat penilaian dengan baik. Tentukan juga apa motif di balik kritik tersebut. Apakah motifnya baik (karena kepedulian), atau buruk (karena iri hati atau kekanak-kanakan)? Bila motifnya kurang baik, keluarlah dari situasi tersebut.
Terimalah dengan lapang dada
Anda tidak akan memperoleh keuntungan dari memahami kritik sampai Anda benar-benar merangkulnya, demikian menurut Steve Scott dalam bukunya, In The Richest Man Who Ever Lived: King Solomon’s Secrets to Success. Suatu ketika, skrip iklan yang ditulisnya ditolak oleh atasannya karena tidak cukup mampu memancing penonton. Scott tidak tersinggung dengan penolakan ini, dan malah menjadikannya tantangan. Akhirnya ia membuat skrip dengan "pancing" yang mampu menjual jutaan dollar. Hal itu mendorongnya untuk selalu menerima kritik dengan antusias. Penerimaan yang sesungguhnya juga membuat dia lebih toleran dengan opini orang lain.
Tak usah terlalu mengkhawatirkannya
Perhatikan kritik yang kerap Anda terima dan sangat mempengaruhi Anda. Apakah kritik itu begitu pedas di telinga Anda? Apakah ada di antara kritikan tersebut yang benar adanya? Jika memang benar, kemungkinan Anda terlalu bereaksi secara emosional. Tak ada salahnya mencoba memperbaiki diri. Jika atasan mengatakan hasil kerja Anda butuh perbaikan, tentu tidak rasional jika Anda menganggapnya sebagai tanda bahwa Anda betul-betul gagal.
Kritik memang membuat hidup Anda lebih sulit, tetapi pikiran yang tidak rasional hanya akan terakumulasi menjadi pikiran negatif yang membuat Anda lari dari hambatan dan tantangan. Tugas Anda hanya menghadapi kritik tersebut dan menjadikannya sebagai dorongan untuk memperbaiki diri.
Namun, menurut Dr Hendrie Weisenger dalam bukunya, How to Deal with Criticism, kritik itu diperlukan karena memberi informasi kepada kita apa yang penting dalam hidup kita. Dalam relasi dengan pasangan, memberi dan menerima kritik dengan pendekatan yang positif adalah kunci untuk membantu Anda tumbuh bersama. Sementara dalam dunia kerja, organisasi akan berkembang atau gagal berdasarkan evaluasi tugas dan hasil kerja.
Menanggapi kritik memang sulit, tetapi belajar menanggapi kritik akan menjadi keterampilan paling penting yang Anda miliki. Jika Anda terbuka dengan segala feedback, Anda juga akan mengembangkan komunikasi dalam hubungan dengan pasangan atau rekan kerja. Untuk menghadapi kritik, ada enam langkah yang perlu Anda lakukan.
Jangan menganggapnya serangan pribadi
Setiap orang akan menghadapi kritik yang kadang-kadang bersifat subyektif. Oleh karena itu, bersikaplah tenang saat dikritik, tak perlu menganggapnya sebagai serangan pribadi. Riset perilaku menunjukkan, reaksi emosional terhadap kritik selalu dianggap negatif, entah kritik tersebut benar atau tidak. Menurut Dr Weisenger, hal ini terjadi karena kita adalah makhluk emosional yang dijerat oleh lingkungannya untuk berpikir negatif terhadap kritik. Kepercayaan diri selalu dianggap baik, dan kerja keras saja seharusnya membuat kita maju. Pemikiran ini membuat kita menolak untuk berubah.
Pikirkan secara positif
Jika Anda selalu memandang kritik sebagai sesuatu yang negatif, dan langsung tersinggung, kecewa, atau bertahan dengan argumentasi Anda, Anda akan menjadi orang yang kalah. Mulailah berpikir tentang kritik itu secara positif. Misalnya, kritik itu memang Anda butuhkan karena kritik sering kali memberikan ide-ide baru yang tidak terduga. Suatu pendekatan baru tentang sebuah masalah sangat diperlukan untuk menemukan jalan keluar, terutama dalam bisnis. Perusahaan yang mau mempertimbangkan opini karyawan akan bereaksi lebih cepat dan lebih fleksibel untuk berubah dan menjadi sukses.
Kritik juga mengurangi kecenderungan orang untuk selalu merasa benar. Pikiran yang positif juga membantu Anda mempraktikkan sikap tenang. Bila reaksi Anda emosional, hal itu hanya akan menguras energi.
Bongkar kritik tersebut
Caranya dengan mengambil empat langkah: dengarkan baik-baik, cari penjelasannya, temukan maksudnya, dan cari tahu kebenarannya. Saat mendengarkan, tak perlu membantah atau menyangkal. Memahami kritik tersebut membuat Anda menganalisis diri sendiri. Minta penjelasan dari pemberi kritik dengan melontarkan pertanyaan yang ditujukan untuk mengubah komentar yang terkesan mengeneralisasi menjadi spesifik, misalnya Anda dibilang tidak tegas. Tanyakan, perilaku mana yang membuatnya berpikir Anda tidak tegas. Mengapa ia menganggap Anda malas, misalnya, apakah hal itu sebuah serangan atau kritik membangun? Terakhir, temukan bagian mana dari kritik yang akan membantu Anda berkembang.
Pahami kritik tersebut
Anda perlu memahami mengapa Anda menerima kritik. Siapa yang memberikan kritik tersebut, apakah ia cukup qualified? Apakah mereka cukup berpendidikan dan berpengalaman untuk membuat argumentasi semacam itu? Jika ya, maka dengarkan kritik tersebut dengan serius. Bila tidak, tetap pertimbangkan dengan berfokus pada hal yang spesifik. Meskipun tidak memenuhi syarat, orang masih bisa membuat penilaian dengan baik. Tentukan juga apa motif di balik kritik tersebut. Apakah motifnya baik (karena kepedulian), atau buruk (karena iri hati atau kekanak-kanakan)? Bila motifnya kurang baik, keluarlah dari situasi tersebut.
Terimalah dengan lapang dada
Anda tidak akan memperoleh keuntungan dari memahami kritik sampai Anda benar-benar merangkulnya, demikian menurut Steve Scott dalam bukunya, In The Richest Man Who Ever Lived: King Solomon’s Secrets to Success. Suatu ketika, skrip iklan yang ditulisnya ditolak oleh atasannya karena tidak cukup mampu memancing penonton. Scott tidak tersinggung dengan penolakan ini, dan malah menjadikannya tantangan. Akhirnya ia membuat skrip dengan "pancing" yang mampu menjual jutaan dollar. Hal itu mendorongnya untuk selalu menerima kritik dengan antusias. Penerimaan yang sesungguhnya juga membuat dia lebih toleran dengan opini orang lain.
Tak usah terlalu mengkhawatirkannya
Perhatikan kritik yang kerap Anda terima dan sangat mempengaruhi Anda. Apakah kritik itu begitu pedas di telinga Anda? Apakah ada di antara kritikan tersebut yang benar adanya? Jika memang benar, kemungkinan Anda terlalu bereaksi secara emosional. Tak ada salahnya mencoba memperbaiki diri. Jika atasan mengatakan hasil kerja Anda butuh perbaikan, tentu tidak rasional jika Anda menganggapnya sebagai tanda bahwa Anda betul-betul gagal.
Kritik memang membuat hidup Anda lebih sulit, tetapi pikiran yang tidak rasional hanya akan terakumulasi menjadi pikiran negatif yang membuat Anda lari dari hambatan dan tantangan. Tugas Anda hanya menghadapi kritik tersebut dan menjadikannya sebagai dorongan untuk memperbaiki diri.
Komentar
Posting Komentar