Dusun Tilompo...
Setelah melalui perjalanan kereta selama 8 jam dan melalui jalan darat dengan menyewa mobil yang menempuh jarak kira-kira 30km, yang melewati medan berliku dan naik turun gunung, 2 km mendekati lokasi kami lalui dengan jalanan yang disamping kanan dan kirinya pohon semua layaknya hutan berantara, alhamdulillah akhirnya kami sampai juga di Dusun Tilompo.
3 tahun ngga ke sini suasananya masih saja sama dengan 3 tahun yang lalu, desanya sepi dengan penghuni, disetiap jalan jarang sekali ditemui orang yang lewat, sunyi dan senyap..., yang ada hanya kicauan burung, kokokan ayam dan suara embee serta suara mobil truck yang hilir mudik mengambil batu di kali..., prihatin sekali dengan keadaan desa ini, semakin hari semakin ditinggalkan oleh penduduk aslinya, setiap pemuda/pemudi yang sudah lulus sekolah langsung merantau kejakarta, yang tertinggal hanya nenek-nenek dan kakek-kakek serta anak kecil yang masih belia...
Sampai kapan keadaannya akan terus begini ya ? walaupun 1 km dari tempat tinggal mbahku ada perkemahan besar yang sangat terkenal di Purworejo, tetapi tetap saja hanya hari-hari tertentu saja yang ramai dikunjungi oleh anak pramuka, biasanya setiap tanggal 14 Agustus selalu ada jambore disini...
Disaat seperti ini sebenarnya sangat dibutuhkan seorang pemuda desa yang bisa menggebrak desa ini, agar desa ini bisa tumbuh dan berkembang lebih baik lagi, tapi apakah ada dijaman sekarang seorang pemuda yang rela membangun desanya yang tertinggal sedangkan diluar sana (jakarta) menawarkan sejuta tawaran yang menjanjikan...
Pengen nangis rasanya melihat semua keadaan ini, tapi saya bisa apa?, hanya bisa berdoa agar suatu hari nanti desa ini bisa tumbuh menjadi desa yang mandiri, ramai dan maju, amin...
3 tahun ngga ke sini suasananya masih saja sama dengan 3 tahun yang lalu, desanya sepi dengan penghuni, disetiap jalan jarang sekali ditemui orang yang lewat, sunyi dan senyap..., yang ada hanya kicauan burung, kokokan ayam dan suara embee serta suara mobil truck yang hilir mudik mengambil batu di kali..., prihatin sekali dengan keadaan desa ini, semakin hari semakin ditinggalkan oleh penduduk aslinya, setiap pemuda/pemudi yang sudah lulus sekolah langsung merantau kejakarta, yang tertinggal hanya nenek-nenek dan kakek-kakek serta anak kecil yang masih belia...
Sampai kapan keadaannya akan terus begini ya ? walaupun 1 km dari tempat tinggal mbahku ada perkemahan besar yang sangat terkenal di Purworejo, tetapi tetap saja hanya hari-hari tertentu saja yang ramai dikunjungi oleh anak pramuka, biasanya setiap tanggal 14 Agustus selalu ada jambore disini...
Disaat seperti ini sebenarnya sangat dibutuhkan seorang pemuda desa yang bisa menggebrak desa ini, agar desa ini bisa tumbuh dan berkembang lebih baik lagi, tapi apakah ada dijaman sekarang seorang pemuda yang rela membangun desanya yang tertinggal sedangkan diluar sana (jakarta) menawarkan sejuta tawaran yang menjanjikan...
Pengen nangis rasanya melihat semua keadaan ini, tapi saya bisa apa?, hanya bisa berdoa agar suatu hari nanti desa ini bisa tumbuh menjadi desa yang mandiri, ramai dan maju, amin...
Komentar
Posting Komentar